Teknik Dasar Menggunakan DSLR
Sumber : www.askthephotographer.com
Untuk
menghasilkan gambar yang berkualitas dan memiliki nilai seni, seorang
fotografer harus menguasai paling tidak teknik-teknik dasar menggunakan kamera
DSLR. Teknik-teknik dasar tersebut adalah komposisi objek yang baik,
pencahayaan yang seimbang dan fokus yang tajam.
Untuk melatih itu semua tentu
diperlukan jam terbang yang tinggi dalam memotret, karena insting/kepekaan kita
akan semakin terasah, apalagi terkait dengan komposisi gambar seorang
fotografer harus mempunyai naluri seni yang tinggi agar menghasilkan gambar
tajam dan sebuah gambar yang bisa bercerita.
Komposisi bukan saja objek yang
mempunyai susunan bagus(dari sononya bagus) melainkan juga angle atau sudut
pandang yang baik juga dimana fotografer mampu menemukan titik yang terbaik.
Waktu pengambilan gambar bisa
dilakukan kapanpun, baik siang, malam atau petang dengan mempertimbangkan
pencahayaan, kondisi tempat pemotretan dan menguasai penggunaan berbagai
aksesori kamera untuk mendapatkan gambar yang kita inginkan.
Setiap kamera pasti memiliki
karakteristik sendiri-sendiri, oleh karena itu penting sekali bagi seorang
fotografer menguasai spesifikasi kamera yang mereka miliki. Disinilah
pentingnya peran buku panduan/manual book bawaan yang didalamnya terdapat cara
pemasangan komponen, cara merawat kamera serta cara mengoperasikannya.
Berikut ini adalah teknik
pengaturan kamera yang wajib kita kuasai:
1. White Balance
Untuk melakukan pengaturan white
balance kita memerlukan benda berwarna putih, bisa menggunakan kertas, baju
ataupun dinding. Anggap saja kita menggunakan kertas maka caranya adalah
menempatkan kertas pada bidang tertentu, gunakan pencahayaan yang sedang (tidak
kurang atau kelebihan), gunakan manual fokus dan usahakan seluruh frame foto
terisi dengan kertas tersebut. Pengaturan white balance bisa dengan menggunakan
skala kelvin atau dengan gambar-gambar untuk menyatakan suhu pencahayaan ruangan
seperti cloudy, tungsteen, white flourescent dll. Nah, gambar yang kita ambil
tadi merupakan patokan untuk mengoreksi white balance untuk mendapatkan
ketajaman gambar sesuai dengan suhu ruangan.
2. Fokus
Pengaturan fokus secara manual
dapat dilakukan dengan cara menggeser ke mode Manual(M) panel fokus yang ada di
lensa. Dengan begitu fokus dapat kita atur ketajamannya secara manual dengan
cara memutar ring fokus pada lensa. Gunakan mode auto apabila tidak ingin repot
mengaturnya, fokus akan bergerak otomatis untuk menyesuaikan zoom. Beberapa
teknik pengambilan gambar yang berkaitan dengan jarak adalah 1.Extreme Long
Shot(Pandangan Sangat Luas) 2. Long Shot (pandangan lebih Dekat dari ELS) 3.
Medium Long Shot(Manusia dari lutut sampai kepala) 4. Medium Shot (onjek diatas
pinggang sampai kepala) 5. Medium Close Up(Objek manusia dari dada sampai
kepala) 6. Close Up(Wajah) 7. Big Close Up(Hidung / mata) 8. Extreme Close
Up(Pori-pori kulit) yang mempunyai detail sangat jelas.
3. Diafragma
Diafragma disimbolkan dengan f
yakni pengaturan bukaan lensa, seperti kita lihat pada gambar disamping,
semakin kecil nilai f nya maka semakin besar bukaan lensanya. Angka f yang
kecil(bukaan besar) akan menyebabkan Depth of Field(DOF) / area tajam lebar
meliputi objek utama dan background akan nampak jelas, sedangkan semakin besar
pengaturan f(bukaan kecil) Depth of Fieldnya akan sempit yakni objek didepan
jelas, sedangkan objek dibelakang/backgorund buram. Ukuran f sendiri terdiri
dari f/1,4(yang terkecil) hingga f/16(yang terbesar). Diaframa termasuk 1 dari
3 komponen eksposur yang sangat bermanfaat mengatur intensitas cahaya yang
masuk ke lensa.
4. Shutter Speed
Shutter speed adalah pengaturan
kecepatan buka dan tutup rana atau jendela kamera. Pengaturan shuter speed
adalah dalam satuan detik misalnya 1/125 atau 1/1000, jadi Semakin besar angka
satuannya misal 1/1000 makaa semakin cepat pula waktu buka dan tutup rana/
jendela sehingga cahaya yang masuk ke image sensor lebih sedikit. Sebaliknya
apabila angka satuannya semakin kecil misal 1/125 maka semakin lama pula
kecepatan buka dan tutup rana / jendela kamera sehingga cahaya yang masuk ke
image sensor lebih banyak.Untuk membekukan objekwaterfall slow shutter speed
photography bergerak misalnya orang sedang berselancar atau baling-baling pada
helikopter diperlukan settingan shutter speed yang tinggi seperti gambar
disamping. Biasanya teknik pegambilan gambar tersebut dinamakan panning atau
freeze. Jadi semakin cepat gerakan objek yang ingin kita tangkap maka semakin
besar pula satuan shutter speednya. Set pengaturan shutter Speed diatas 1/250
untuk membekukan aksi (seperti gambar disamping) , serta gunakan shutter speed
dibawah 1/25 untuk memburamkan objek seperti air yang sedang jatuh/air terjun.
Tehnik Fotografi Slow Spped
Untuk menghasilkan foto sesuai
gambar disamping dibutuhkan settingan shutter speed yang rendah, hal ini akan
memperbanyak cahaya yang masuk yang sangat berguna apabila dilakukan dimalam
hari. Pada shutter speed yang rendah diperlukan bantuan Camera
stand(monopod/tripod), agar mampu meredam goyangan dan gambar yang dihasilkan
tidak kabur. Lebih baik lagi apabila menggunakan shutter release / aksesori
kamera untuk menggantikan peran tangan kanan dalam menekan tombol shutter. Alat
ini juga bisa dikendalikan dari jarak jauh sehingga gambar yang dihasilkan akan
lebih tajam.
5. ISO
ISO merupakan tingkat
kesensitifan sensor kamera. Semakin tinggi ISO maka semakin sensitif pula
sensor sehingga gambar yang dihasilkan akan memiliki lebih banyak cahaya,
sebaliknya semakin rendah settingan ISO maka semakin minim pula cahaya yang
masuk ke sensor kamera . Seperti gambar diatas, semakin rendah ISO semakin
rendah pula noise, sebaliknya semakin tinggi ISO maka semakin tinggi pula noisenya. Kita harus menemukan setting ISO
yang pas untuk kamera, dan dari kasus gelas diatas pada kisaran 320-800 karena
lebih dari itu gambar over exposure dan kurang dari itu gambar terlihat redup
atau kurang cahaya. ISO tinggi biasanya digunakan saat malam hari atau saat
cahaya benar benar minim. Agar gambar
yang dihasilkan maksimal gunakanlah ISO 100 dan naikkan hanya jika memang
dibutuhkan. Ingat, menaikkan ISO juga berarti menaikkan Noise.
Sumber : www.askthephotographer.com